SumedangOnline - Drs. Dedi Kusmayadi Ketua Konsorsium Orang Terkena Dampak (OTD) Jatigede, Menyebutkan tujuan utama konsorsium dibentuk untuk menyatukan visi, misi dan persepsi warga OTD dalam memperjuangkan aspirasi dan hak-hak warga OTD, hal tersebut disampaikannya dalam sambutan di Rapat Dialog Warga OTD dengan Wakil Ketua DPRD Sumedang, Sabtu (16/10), hadir dalam rapat tersebut Camat Kecamatan Darmaraja, Danramil, Konsorsium Jatigede, Para Kepala Desa se-wilayah Genangan dan Masyarakat OTD. Dalam pidatonya, Dedi menyikapi Rancangan Ketetapan (Rantap) yang dibuat oleh Gubernur Jawa Barat, secara keseluruhan warga OTD merespon positif keberadaan Rantap tersebut, namun sangat disayangkan adanya salahsatu rantap mengenai relokasi, pemerintah menurut Rantap tersebut hanya menyediakan lahan seluas 400 meter persegi.“Saya tidak menerima, karena OTD waduk jatigede tidak akan bisa hidup secara berkesinambungan, manakala hanya di kasih tanah 400 meter”, tandas Dedi. Dalam kesempatan terpisah, menjawab pertanyaan Reporter SumedangOnline, apakah yang diperjuangkan Konsorsium hanya menyangkut bangunan-bangunan rumah Hantu, Ketua Konsorsium OTD membantah hal tersebut,”Apa yang dikatakan media sekarang adalah pendapat sepihak, mereka tidak mengetahui bentuk masalah yang sebenarnya.Tentang berdirinya bangunan baru atau yang sering disebut rumah hantu”, tegasnya. Dedi menyebutkan bahwa semua itu, sebab akibat dari tidak adanya ketegasan pemerintah, dalam hal mengeluarkan peraturan. Tidak adanya peraturan yang jelas membuat masyarakat leluasa mendirikan bangunan baru dan berharap dapat pergantian. Lebih lanjut Dedi menjelaskan, fenomena rumah hantu itu membuat esensi perjuangan konsorsium tercoreng, seakan asumsi umum dan opini yang terbentuk di masyarakat, konsorsium memperjuangkan hal itu. “Bangunan baru itu sebagian kecil masalah yang timbul,yang diekspos berlebihan, justru masih banyak esensi masalah yang tak pernah terkuak,”ungkap Ketua Konsorsium Jatigede yang juga pengajar di salah satu SMA. Dedi tidak menampik, jika ada oknum yang memanfaatkan kondisi ini untuk mengail diair keruh, "semua inilah yang membuat kondisi menjadi seperti benang kusut", ujarnya.**(bonang) /SUMEDANG ONLINE

400 Meter Tanah Relokasi Ditolak Warga OTD

SumedangOnline – Drs. Dedi Kusmayadi Ketua Konsorsium Orang Terkena Dampak (OTD) Jatigede, Menyebutkan tujuan utama konsorsium dibentuk untuk menyatukan visi, misi dan persepsi warga OTD dalam memperjuangkan aspirasi dan hak-hak warga OTD, hal tersebut disampaikannya dalam sambutan di Rapat Dialog Warga OTD dengan Wakil Ketua DPRD Sumedang, Sabtu (16/10), hadir dalam rapat tersebut Camat Kecamatan Darmaraja, Danramil, Konsorsium Jatigede, Para Kepala Desa se-wilayah Genangan dan Masyarakat OTD.

Dalam pidatonya, Dedi menyikapi Rancangan Ketetapan (Rantap) yang dibuat oleh Gubernur Jawa Barat, secara keseluruhan warga OTD merespon positif keberadaan Rantap tersebut, namun sangat disayangkan adanya salahsatu rantap mengenai relokasi, pemerintah menurut Rantap tersebut hanya menyediakan lahan seluas 400 meter persegi.“Saya tidak menerima, karena OTD waduk jatigede tidak akan bisa hidup secara berkesinambungan, manakala hanya di kasih tanah 400 meter”, tandas Dedi.

Dalam kesempatan terpisah, menjawab pertanyaan Reporter SumedangOnline, apakah yang diperjuangkan Konsorsium hanya menyangkut bangunan-bangunan rumah Hantu, Ketua Konsorsium OTD membantah hal tersebut,”Apa yang dikatakan media sekarang adalah pendapat sepihak, mereka tidak mengetahui bentuk masalah yang sebenarnya.Tentang berdirinya bangunan baru atau yang sering disebut rumah hantu”, tegasnya.

Dedi menyebutkan bahwa semua itu, sebab akibat dari tidak adanya ketegasan pemerintah, dalam hal mengeluarkan peraturan. Tidak adanya peraturan yang jelas membuat masyarakat leluasa mendirikan bangunan baru dan berharap dapat pergantian.

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, fenomena rumah hantu itu membuat esensi perjuangan konsorsium tercoreng, seakan asumsi umum dan opini yang terbentuk di masyarakat, konsorsium memperjuangkan hal itu.

“Bangunan baru itu sebagian kecil masalah yang timbul,yang diekspos berlebihan, justru masih banyak esensi masalah yang tak pernah terkuak,”ungkap Ketua Konsorsium Jatigede yang juga pengajar di salah satu SMA.

Dedi tidak menampik, jika ada oknum yang memanfaatkan kondisi ini untuk mengail diair keruh, “semua inilah yang membuat kondisi menjadi seperti benang kusut”, ujarnya.**(bonang)